*NAK, YUK SHALĀT !*
*_Usia 7-10 tahun_*
❖ Pada saat anak menginjak usia 7 tahun, katakan padanya,
bahwa mereka memasuki usia yang istimewa, yaitu usia diperintahkannya shalāt,
bila perlu berikan mereka hadiah berupa baju shalāt, mukena, dan sajadah.
❖ Menghindari kalimat tanya seperti: “Apakah kamu sudah
shalāt?” karena dapat membuka peluang untuk berbohong, sebaliknya, gunakan
kalimat yang tegas dan mengingatkan, seperti: “Waktunya shalāt, nak!”, atau:
“Ibu sedang menunggumu untuk shalāt, sebelum habis waktunya”.
❖ Sering-seringlah menyemangati dengan mengatakan: “Ayah
ibu bangga sekali bila kamu rajin shalāt”. Tampakkan kepada mereka bahwa
kebahagiaan dan kebanggaan terbesar mereka adalah ketika mereka rajin mengerjakan
shalāt, dan maafkanlah kesalahan kecil mereka ketika mereka mudah disuruh
mengerjakan shalāt.
❖ Mengajak mereka untuk shalāt berjamaah, karena itu akan
lebih menyemangati mereka, terutama untuk anak laki-laki karena tabiat mereka
senang keluar rumah dan bertemu teman-temannya, maka ajaklah mereka shalat
berjama’ah di masjid.
❖ Pada usia ini, dapat diajarkan hukum-hukum bersuci secara
lebih detail, sifat shalāt dan wudhu Nabi shalallahu alaihi wasallam, doa-doa
dan dzikir dalam shalāt, dan mulai merutinkan mereka shalāt 5 kali sehari,
walaupun tidak harus tepat pada waktunya.
❖ Setelah mereka terbiasa mengerjakan shalāt 5 waktu,
ajarkanlah mereka untuk segera shalāt begitu mendengar adzan.
(Bullet)Membangkitkan
kepekaan anak terhadap shalāt.
🔗
Misalnya, bila anak meminta izin untuk tidur sebelum waktu isya’ maka
katakanlah, “Sebentar lagi isya’ shalāt dulu bersama kami”.
🔗
Atau ketika ia hendak pergi menjelang ashar, tahanlah dulu sambil berkata:
“Sebentar lagi ashar, shalāt dulu, baru kamu pergi”.
Teruslah melatih kepekaan dan keterikatan mereka dengan
shalāt, agar mereka menyadari pentingnya shalāt di atas segala kegiatan.
❖ Apabila mereka telah mengerjakan shalāt dengan rutin,
maka ajarkanlah mereka sunnah sunnah shalāt, shalāt-shalāt sunnah, dan
dzikir-dzikir setelah shalāt.
Ajarkan juga kepada mereka rukhsoh- ruksoh yang berkaitan
dengan shalāt, seperti kapan boleh bertayamum, kapan boleh menjamak dan
mengqashor shalāt, dan sebagainya, dengan menyebutkan bahwa Allah Maha Pemurah
dan tidak menghendaki kesulitan bagi kita, dan agama Islam ini adalah agama
yang mudah.
❖ Ajarkan mereka untuk tidak malu mengajak teman yang belum
mengerjakan shalāt, sekaligus ajarkan mereka untuk tidak mengejek atau
merendahkan teman yang tidak shalāt, melainkan perintahkan mereka untuk
mendakwahi teman tersebut dengan cara yang baik.
❖ Carilah media-media yang memudahkan kita mengajari tata
cara shalāt, seperti gambar-gambar tata cara wudhu dan shalāt, atau kaset dan
cd tentang hal tersebut.
▪ Mengenai pukulan pada anak berusia 10 tahun yang tidak
mengerjakan shalāt, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
🔗
Pukulan itu tidak menyakitkan,
🔗
Tidak memukul di tempat yang dilarang, seperti wajah,
🔗
Tidak memukul di depan orang lain,
🔗
Tidak memukul ketika sedang marah,
▪ Dan yang perlu diperhatikan adalah pukulan yang
diperintahkan oleh Rasulullah adalah pukulan untuk memperbaiki dan mengobati
kebandelan anak, dan bukan sekedar kekerasan dan hukuman yang dapat menimbulkan
masalah baru.
Karena itu, apabila orang tua atau pendidik melihat
bahwasanya anak tersebut tidak dapat diperbaiki dengan pukulan, atau justru
semakin membangkang dan berbohong bila dipukul, maka hendaknya ia berhenti
memukul anak tersebut dan mencari cara lain untuk mendidiknya.
Demikianlah beberapa cara melatih anak mengerjakan shalāt.
Tentu masih ada cara-cara lain yang dapat diterapkan, selama cara-cara tersebut
mengedepankan sikap hikmah dalam mendidik dan dalam koridor syari’at. Beberapa
hal juga harus diingat dalam mengajarkan anak untuk shalāt, yaitu:
▪Pendidikan shalāt, seperti juga pendidikan adab dan akhlak
yang lain, memerlukan waktu sampai terbentuk kesadaran melaksanakannya. Karena
itulah Rasulullah memerintahkan orang tua mengajari anak shalāt saat berusia 7
tahun dan baru memerintahkan memukul setelah berusia 10 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa mengajarkannya shalāt memiliki
tahapan-tahapan yang dilaksanakan selama rentang waktu 3 tahun, sampai anak
terbiasa melaksanakannya, dan barulah anak dihukum untuk memberikan peringatan
terhadap kelalaian dan kemalasannya ketika berumur 10 tahun.
▪ Sekedar perintah dan nasehat saja tidak cukup, tetapi
memerlukan tahapan dan metode yang jelas,
terarah dan bertahap.
▪ Semakin awal kita memulai akan semakin mudah bagi kita, maka
jangan sia-siakan kesempatan mengajarkan shalāt kepada mereka sejak kecil, dan
jangan sampai kita baru mengajarkan shalāt setelah mereka berumur 10 tahun.
Yang terakhir dan terpenting adalah banyaklah berdoa untuk
anak-anak kita agar mereka termasuk orang-orang yang mendirikan shalāt, dan
sandarkan keberhasilan usaha kita hanya kepada Allah. Sebaik apa pun metode
yang kita ambil, tidaklah akan berhasil tanpa pertolongan dari Allah.
Dan semoga, Anda dan saya termasuk orang-orang yang sukses
membentuk generasi yang mencintai shalat, Aamiin.👏 👏
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon