::: Koleksi-Sharing.Blogspot.com :::
Koleksi 'sharing' yang beredar di media sosial (WA, BBM, dll).
Dikumpulkan di sini agar kita sewaktu-waktu bisa mencarinya kembali.

Daripada disimpan di HP, kirim koleksi anda ke sini.
Caranya lihat di menu "Cara Mengirim".

Bahaya Ujub


Ujub ialah: mengagumi diri sendiri, menganggap besar amalnya dan mengandalkannya, serta menyandarkan amal pada kebaikan atau kemampuan diri dan lupa menyandarkannya pada nikmat ALLOH SWT.

Imam Al-Qurtubi berkata :

...
إعجاب المرء بنفسه هو ملاحظته لها بعين الكمال ، مع نسيان نعمة الله ، فإن احتقر غيره مع ذلك فهو الكبر المذموم. فتح الباري لابن حجر

Kagumnya seseorang pada dirinya ialah apabila dia melihat dirinya dengan pandangan sempurna (memiliki keutamaan) disertai lupa (amal baiknya itu adalah) nikmat ALLOH SWT. Jika disertai dengan meremehkan orang lain maka itu adalah sombong yang tercela.

Mula-mula iblis akan berusaha menjauhkan manusia dari amalan sholIh dan menjerumuskan mereka dalam beragam kemaksiatan.

Jika iblis tidak berhasil, dan mereka masih tetap semangat beribadah serta jauh dari kemaksiatan, maka iblis masih memiliki dua senjata yang sangat ampuh untuk menjerat mereka,. yaitu riya' dan ujub.

Orang yang terjerat dalam dua perangkap ini, amalannya tidak diterima karena riya' dan (pada waktu yang sama) ia ta'jub dengan amalan sholihnya yang pada hakikatnya tidak diterima oleh ALLOH SWT.

Ada pula orang yang selamat dari peragkap riya' akan tetapi terkena perangkap ujub, sehingga rusak pula amalannya.

Riya' dan ujub adalah dua senjata iblis yang sangat berbahaya, yang hanya dibidikkan kepada orang-orang tekun beribadah dan jauh dari maksiat.

Ibnul-Mubaarok berkata :

وَلاَ أَعْلَمُ فِي الْمُصَلِّيْنَ شَيْئًا شَرٌّ مِنَ الْعُجْبِ. رواه البيهقي في شعب الإيمان

"Aku tidak mengetahui pada orang-orang yang Sholat, perkara yang lebih buruk dibanding "ujub".

Rosulullah Shollallohu 'Alaihi Wasallam telah memperingatkan umatnya dari bahaya "ujub" di dalam Sabda-sabda Beliau :

"ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ" رواه الطبراني: صحيح

"Tiga perkara yang merusak agama : sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri"

لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْب. رواه البيهقي في شعب الإيمان:صحيح

"Jika kalian tidak berbuat dosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !"

Ibnu Mas'ud Radhiallahu 'anhu berkata :

الْهَلاَكُ فِي اثْنَيْنِ الْقُنُوْطُ وَالْعُجْبُ.( التيسير شرح الجامع الصغير)

"Kerusakan seseorang itu terletak pada dua perkara, putus asa dan ujub"

Beberapa indikasi seseorang terjangkit penyakit "ujub" :

1- Menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.

2- Angkuh
...

3- Tdak mau minta pendapat kepada orang lain.

4- Berjalan dengan sombong.

5- Merasa telah mengerjakan amalan yang besar dan banyak

6- Membanggakan ilmunya.

7- Meremehkan dan mencela orang lain.

8- Membanggakan nasab, dan ketampanan atau kecantikan.

9- Senang tampil beda (dalam berpendapat, berpakaian dsb) karena gengsi.

10- Suka menceritakan kelebihan diri.

11- Lupa dan menganggap kecil dosanya.

12- Selalu yakin akan mendapat balasan yang baik, dan doanya mustajab.

13- Bertahan dalam kesalahan.

14- Bosan dengan ibadah karena merasa sudah banyak ibadahnya.

15- Meremehkan orang yang melanggar.

16- Menampilkan diri sebelum mematangkan ilmunya.

17- Malas mendengarkan ilmu.

Serta masih banyak lagi indikasi orang terjangkit "ujub".

Termasuk indikasi terjangkit ujub dari imam Al-Munaawi As-Syafii
-------------
1- Dia merasa heran jika doanya tidak dikabulkan oleh ALLOH SWT.

Sebab dia merasa bahwa dengan ketaqwaan dan amalannya seharusnya doanya dikabulkan oleh ALLOH SWT. ini menunjukkan ujub dengan amalannya, maka dia merasa heran ketika doanya tidak dikabulkan.

...
2- Dia merasa heran jika orang yang menyakitinya dalam keadaan istiqomah

3- Jika orang yang mengganggunya ditimpa dengan musibah maka dia merasa bahwa itu merupakan karomahnya, lalu ia berkata, "Tidakkah kalian melihat apa yang telah ALLOH timpakan kepadanya", atau ia berkata, "Kalian akan melihat apa yang akan ALLOH timpakan kepadanya"

NAUDHUBILLAHI MIN DZALIK
×
Judul