“Assalamu'alaykum”
Lembut lelaki itu mengucapkan salam sembari mengetuk pintu
rumah kalangan anshar.
Namun belum ada jawaban.
“Assalamu'alaykum…” kali kedua dgn nada yg sama, namun belum
jua terjawab.
“Assalamu'alaykum…” ini salam yg ketiga.
Ketukan yg ketiga.
Namun tak kunjung ada jawaban dari dalam rumah.
Sebagai lelaki paling sempurna adabnya,
Rasulullaah berbalik badan dan hendak melangkah pulang.
Karena adab bertamu tertandai dengan 3x salam dan 3x
ketukan, jika tuan rumah tak menjawab, maka tamu wajib pulang.
“Wa'alaykumussalam warahmatullaahi wabarakatuh…”
“Wa'alaykumussalam warahmatullaahi wabarakatuh…”
“Wa'alaykumussalam warahmatullaahi wabarakatuh ya Rasulullaah…”
Terkejut takjub Rasulullaah mendengar jawaban beruntun dari
dalam rumah. Serentak beberapa orang menjawab salamnya hingga tiga kali dan
membukakan pintu sambil tersenyum menyambutnya.
“Maafkan kami ya Rasulullaah… silahkan masuk”
“Apa kalian tak mendengar salam dan ketukanku?”
Tanya Rasulullaah dengan wajah yang tak kalah tersenyum.
“Dengar ya Rasulullaah…”
“Lalu mengapa kalian diam saja?”
“Sesungguhnya kami telah menunggumu dari balik pintu, dan
menjawab salammu dalam hati.
Agar engkau mendoakan kami hingga tiga kali.
Kami tidak mau kehilangan kesempatan untuk didoakan olehmu”
Salam, bukan sekadar pembuka.
Islam menghadiahkan kita ucapan yang bisa menggetarkan
langit apabila diucapkan.
Maka, fasihkan ucapan salam kita untuk saudara kita.
Karena itu sunnah, dan jawabannya adalah kewajiban.
Jangan pernah menggantinya dengan Kalimat yg jauh sangat
rendah nilainya.
Salam, memiliki dua makna.
Yang pertama ia berisi doa.
Doa agar kesejahteraan, keberkahan, rahmat serta ampunan
melingkupi hidup saudara kita.
Ia doa cinta.
Yg kedua, ia adalah komitmen.
Komitmen dari kita untuk saudara kita.
Komitmen menjaga mereka dari kejahatan tangan dan lisan
kita, dari kejahatan tangan dan lisan orang lain.
Salam adalah keterjagaan.
Jadi, perbaiki salam kita. Karena ia tanda cinta.
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon