Dalam perjalanan kerja ke Solo, satu hari saya mampir makan
di warung soto dekat hotel tempat saya menginap.
Habis Jum'atan saya mampir ke warung soto itu karena sangat
ramai dikunjungi pelanggannya. Saya pikir soto ini pasti enak karena
pengunjungnya sampai ke teras warung.
Suasananya rada aneh, ketika saya lihat sekeliling meja,
banyak sekali abang-abang becak yang makan di sana.
"Emmm ,Pantesan rame, sotonya memang benar-benar enak
!"
Ketika selesai makan dan mau membayar, Bu Amir pemilik
warung soto itu melarang saya mengeluarkan uang, "Tidak usah bayar Dik, terima kasih atas
kunjungannya."
Dengan penuh rasa heran saya bertanya alasannya kenapa gak
boleh bayar ?
"Ini hari Jumat Dik, di sini tiap hari Jumat
gratis!"
Masya Allah, terjawab sudah kenapa sebagian besar yang makan
di warung ini tukang becak. Setengah bingung saya mencoba mendekat ke tempat Bu
Amir duduk.
"Ibu, apa gak rugi jual soto seharian gak dapat
uang?", tanya saya setengah menyelidik.
"Dik, dari hari Sabtu sampai hari Kamis kan
alhamdulillah kami dikasih rizki, dikasih untung sama Allah ! Kalau kami
bersyukur dengan cara menggratiskan satu hari, untung kami masih sangat banyak
untuk ukuran kami. Kalau mau jujur seharusnya kami memberikan hak kepada Allah
minimal 30% ! Coba adik pikir, siapa yang menggerakkan hati pelanggan-pelanggan
kami untuk datang kemari ? Kalau kami harus membayar salesman, berapa uang yang
harus kami bayar? Semoga dengan 1/7 bagian ini Allah ridho. Sebagian besar dari
hasil usaha ini kami gunakan untuk membiayai 4 anak kami. Mereka kuliah semua
Dik. Satu di kedokteran UGM, satu di Teknik Sipil ITB, yang 2 lagi di UNS sini.
Kalau bukan karena pertolongan Allah, mana bisa usaha kami yang sekecil ini
membiayai kuliah 4 orang !" Bu Amir
menjelaskan panjang lebar.
Jegerrrrrrrrr !!!!! Saya seperti disambar petir. Warung soto
sebesar ini bisa membiayai anaknya 4 kuliah di Universitas Negeri semua ! Malah
masih bisa memberi makan kepada tukang-tukang becak dan semua orang yang
berkunjung ke warungnya setiap HARI JUMAT, GRATIS lagi!
Saya gak kehilangan akal, untuk membayar rasa kagum dan rasa
bersalah makan soto gratis, saya masuk
mall.Saya membeli dompet cantik buat hadiah Bu Amir. Saya pikir, masa Bu Amir
gak mau dikasih dompet secantik ini.
Dalam waktu tidak sampai satu jam saya sudah kembali ke
warungnya."Lho, kok balik lagi, ada yang ketinggalan Dik ?", sapa Bu Amir
heran.
"Mohon maaf Bu, ini hadiah dari saya tolong diterima.
Anggap saja sebagai kenang kenangan dari saya buat ibu yang telah memberi
pelajaran hidup yang sangat berarti buat saya."
Dengan senyum tulus dan bicaranya halus Bu Amir menolak,
"Dik, terima kasih hadiahnya. Maaf, bukan ibu menolak. Ibu cukup pake
dompet ini saja, kenang-kenangan dari suami ibu ketika beliau masih ada. Awet
banget, tuh sampe sekarang masih bagus."
Bu Amir menepuk bahu saya seraya berkata, "Bawa saja
pulang dan hadiahkan buat istrimu. Percayalah, istrimu pasti senang dapat
oleh-oleh dari Solo. Adik mampir di warung Ibu saja sudah merupakan sebuah
kebahagiaan yang tidak ternilai. Ibu senang, benar-benar senang sudah bisa
ngobrol sama adik" begitu kata Bu Amir sambil tersenyum. Saya kehilangan
akal dan hanya bisa pamit sambil menundukkan kepala.
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon