::: Koleksi-Sharing.Blogspot.com :::
Koleksi 'sharing' yang beredar di media sosial (WA, BBM, dll).
Dikumpulkan di sini agar kita sewaktu-waktu bisa mencarinya kembali.

Daripada disimpan di HP, kirim koleksi anda ke sini.
Caranya lihat di menu "Cara Mengirim".

NAK, YUK SHALĀT !

Nak, yuk Sholat

*_Usia 7-10 tahun_*

❖ Pada saat anak menginjak usia 7 tahun, katakan padanya, bahwa mereka memasuki usia yang istimewa, yaitu usia diperintahkannya shalat, bila perlu berikan mereka hadiah berupa baju shalat, mukena, dan sajadah.

❖ Menghindari kalimat tanya seperti: “Apakah kamu sudah shalat?” karena dapat membuka peluang untuk berbohong, sebaliknya, gunakan kalimat yang tegas dan mengingatkan, seperti: “Waktunya shalāt, nak!”, atau: “Ibu sedang menunggumu untuk shalat, sebelum habis waktunya”.

❖ Sering-seringlah menyemangati dengan mengatakan: “Ayah ibu bangga sekali bila kamu rajin shalāt”. Tampakkan kepada mereka bahwa kebahagiaan dan kebanggaan terbesar mereka adalah ketika mereka rajin mengerjakan shalat, dan maafkanlah kesalahan kecil mereka ketika mereka mudah disuruh mengerjakan shalat.

❖ Mengajak mereka untuk shalat berjamaah, karena itu akan lebih menyemangati mereka, terutama untuk anak laki-laki karena tabiat mereka senang keluar rumah dan bertemu teman-temannya, maka ajaklah mereka shalat berjama’ah di masjid.

❖ Pada usia ini, dapat diajarkan hukum-hukum bersuci secara lebih detail, sifat shalat dan wudhu Nabi shalallahu alaihi wasallam, doa-doa dan dzikir dalam shalat, dan mulai merutinkan mereka shalat 5 kali sehari, walaupun tidak harus tepat pada waktunya.

❖ Setelah mereka terbiasa mengerjakan shalat 5 waktu, ajarkanlah mereka untuk segera shalat begitu mendengar adzan.

 (Bullet)Membangkitkan kepekaan anak terhadap shalat.

🔗 Misalnya, bila anak meminta izin untuk tidur sebelum waktu isya’ maka katakanlah, “Sebentar lagi isya’ shalat dulu bersama kami”.

🔗 Atau ketika ia hendak pergi menjelang ashar, tahanlah dulu sambil berkata: “Sebentar lagi ashar, shalat dulu, baru kamu pergi”.

Teruslah melatih kepekaan dan keterikatan mereka dengan shalat, agar mereka menyadari pentingnya shalāt di atas segala kegiatan.

❖ Apabila mereka telah mengerjakan shalāt dengan rutin, maka ajarkanlah mereka sunnah sunnah shalat, shalat-shalat sunnah, dan dzikir-dzikir setelah shalat.

Ajarkan juga kepada mereka rukhsoh- ruksoh yang berkaitan dengan shalat, seperti kapan boleh bertayamum, kapan boleh menjamak dan mengqashor shalat, dan sebagainya, dengan menyebutkan bahwa Allah Maha Pemurah dan tidak menghendaki kesulitan bagi kita, dan agama Islam ini adalah agama yang mudah.

❖ Ajarkan mereka untuk tidak malu mengajak teman yang belum mengerjakan shalat, sekaligus ajarkan mereka untuk tidak mengejek atau merendahkan teman yang tidak shalat, melainkan perintahkan mereka untuk mendakwahi teman tersebut dengan cara yang baik.

❖ Carilah media-media yang memudahkan kita mengajari tata cara shalat, seperti gambar-gambar tata cara wudhu dan shalat, atau kaset dan cd tentang hal tersebut.


▪ Mengenai pukulan pada anak berusia 10 tahun yang tidak mengerjakan shalat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

🔗 Pukulan itu tidak menyakitkan,
🔗 Tidak memukul di tempat yang dilarang, seperti wajah,
🔗 Tidak memukul di depan orang lain,
🔗 Tidak memukul ketika sedang marah,

▪ Dan yang perlu diperhatikan adalah pukulan yang diperintahkan oleh Rasulullah adalah pukulan untuk memperbaiki dan mengobati kebandelan anak, dan bukan sekedar kekerasan dan hukuman yang dapat menimbulkan masalah baru.

Karena itu, apabila orang tua atau pendidik melihat bahwasanya anak tersebut tidak dapat diperbaiki dengan pukulan, atau justru semakin membangkang dan berbohong bila dipukul, maka hendaknya ia berhenti memukul anak tersebut dan mencari cara lain untuk mendidiknya.

Demikianlah beberapa cara melatih anak mengerjakan shalat. Tentu masih ada cara-cara lain yang dapat diterapkan, selama cara-cara tersebut mengedepankan sikap hikmah dalam mendidik dan dalam koridor syari’at. Beberapa hal juga harus diingat dalam mengajarkan anak untuk shalat, yaitu:

▪Pendidikan shalat, seperti juga pendidikan adab dan akhlak yang lain, memerlukan waktu sampai terbentuk kesadaran melaksanakannya. Karena itulah Rasulullah memerintahkan orang tua mengajari anak shalat saat berusia 7 tahun dan baru memerintahkan memukul setelah berusia 10 tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa mengajarkannya shalat memiliki tahapan-tahapan yang dilaksanakan selama rentang waktu 3 tahun, sampai anak terbiasa melaksanakannya, dan barulah anak dihukum untuk memberikan peringatan terhadap kelalaian dan kemalasannya ketika berumur 10 tahun.

▪ Sekedar perintah dan nasehat saja tidak cukup, tetapi memerlukan tahapan dan metode yang jelas,  terarah dan bertahap.

▪ Semakin awal kita memulai akan semakin mudah bagi kita, maka jangan sia-siakan kesempatan mengajarkan shalat kepada mereka sejak kecil, dan jangan sampai kita baru mengajarkan shalat setelah mereka berumur 10 tahun.

Yang terakhir dan terpenting adalah banyaklah berdoa untuk anak-anak kita agar mereka termasuk orang-orang yang mendirikan shalat, dan sandarkan keberhasilan usaha kita hanya kepada Allah. Sebaik apa pun metode yang kita ambil, tidaklah akan berhasil tanpa pertolongan dari Allah.

Dan semoga, Anda dan saya termasuk orang-orang yang sukses membentuk generasi yang mencintai shalat, Aamiin.👏👏

×
Judul